Apa yang Memotivasi Malaysia dan Thailand untuk Mengejar Keanggotaan BRICS?

BRICS telah berkembang dari lima menjadi sepuluh anggota, menarik minat dari lebih dari 30 negara. Malaysia dan Thailand bermaksud bergabung untuk mendapatkan manfaat ekonomi di tengah pergeseran kekuatan global, meskipun ada tantangan geopolitik di blok tersebut.

BRICS, yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, siap untuk ekspansi lebih lanjut, yang membutuhkan nama baru segera. Pada bulan Agustus, kelompok tersebut menyambut Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan UEA, yang menandai penambahan pertamanya dalam 13 tahun. Lebih dari 30 negara sejak saat itu telah menyatakan minat untuk bergabung, yang menunjukkan keinginan yang semakin besar untuk menjadi bagian dari blok non-Barat ini.

Negara-negara seperti Malaysia dan Thailand secara aktif berupaya untuk menjadi anggota BRICS. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah melobi untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara utama, dengan harapan akan manfaat seperti peningkatan perdagangan dan investasi. Sementara itu, Thailand bermaksud untuk merevitalisasi ekonominya melalui potensi partisipasi BRICS di tengah kesulitan yang sedang berlangsung di sektor pariwisatanya.

Meskipun memiliki ambisi, BRICS menghadapi tantangan, termasuk ketegangan internal di antara anggota utama seperti Tiongkok dan India. Kurangnya perjanjian perdagangan formal menimbulkan pertanyaan tentang efektivitasnya. Namun, bagi negara-negara seperti Malaysia dan Thailand, potensi keuntungan ekonomi mungkin lebih besar daripada risikonya, mengingat kriteria keanggotaan BRICS yang fleksibel.

Sumber Mengapa Malaysia dan Thailand ingin bergabung dengan BRICS?