Thailand tengah membuat langkah signifikan menuju masa depan yang berkelanjutan dengan komitmennya terhadap ekonomi sirkular. Pendekatan inovatif ini menekankan pentingnya penggunaan kembali sumber daya untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan nilai, menjauh dari model ambil-buat-buang tradisional.
Model ekonomi sirkular didasarkan pada pilar produksi dan konsumsi melalui penyewaan, penggunaan kembali, perbaikan, pembaruan, dan daur ulang bahan dan produk yang ada selama mungkin.
- Transisi Ekonomi Sirkular Thailand Thailand beralih dari ekonomi linier ke ekonomi sirkular, yang berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, memberikan keseimbangan antara aktivitas manusia dan alam.
- Manajemen Sumber Daya yang Inovatif Model sirkular baru menekankan pendekatan inovatif atas praktik tradisional, yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan mendorong pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
- đź’° Manfaat Ekonomi Mengadopsi ekonomi sirkular di Thailand diproyeksikan akan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan, termasuk penghematan biaya sebesar $1,6 miliar dan peluang pendapatan baru bagi sektor swasta.
Ekonomi sirkular menghadirkan banyak peluang ekonomi bagi Thailand. Menurut sebuah studi, sektor-sektor strategis yang diidentifikasi dapat menghasilkan manfaat hingga US$23,1 miliar, atau empat persen dari PDB Thailand yang diproyeksikan, pada tahun 2026.
Model Ekonomi Bio-Sirkular-Hijau (BCG) Thailand
Thailand telah mengadopsi model ekonomi sirkular melalui Model Ekonomi Bio-Sirkular-Hijau (BCG). Strategi yang diperkenalkan oleh Pemerintah Thailand ini berfokus pada pembangunan nasional yang berkelanjutan dan pemulihan pascapandemi. Model BCG merupakan pendekatan multifaset yang memadukan bioekonomi, ekonomi sirkular, dan ekonomi hijau untuk menciptakan produk dan layanan bernilai tinggi yang ramah lingkungan dan hemat sumber daya.
Sektor Strategis dan Implementasinya
Model BCG di Thailand berfokus pada empat sektor strategis: pertanian dan pangan, kesehatan dan pengobatan, energi, material dan biokimia, serta pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, Thailand bertujuan untuk mengubah keanekaragaman hayati dan budayanya menjadi keunggulan kompetitif, mempromosikan keberlanjutan, memperkuat masyarakat, dan meningkatkan ketahanan industri terhadap perubahan global.
Dalam kolaborasi baru-baru ini, Menteri Perindustrian Thailand, Pimphattra Wichaikul, bekerja sama dengan Jepang untuk menciptakan model ekonomi sirkular baru bagi Thailand.
Aliansi antara kedua negara akan berfokus pada penanganan limbah industri, penggunaan amonia sebagai alternatif bahan bakar fosil, dan daur ulang kendaraan listrik, lampu neon, dan panel surya.
Proyek Ekonomi Sirkular Thailand: Merintis Keberlanjutan
Thailand tengah membuat langkah signifikan dalam penerapan model ekonomi sirkular, dengan sejumlah proyek inovatif yang menjadi tolok ukur keberlanjutan. Berikut ini beberapa inisiatif penting yang membantu Thailand bertransisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Inisiatif Daur Ulang untuk Kehidupan
Salah satu proyek yang menonjol adalah inisiatif “Recycle for Life”, yang bermitra dengan Thai Beverage Can Company untuk mengumpulkan kemasan pascakonsumsi. Proyek ini berhasil mengumpulkan 45 metrik ton bahan, yang kemudian didaur ulang dan digunakan kembali. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga berkontribusi terhadap ekonomi lokal dengan menghasilkan pendapatan melalui kredit karbon.
Daur Ulang Kemasan Plastik SCG Chemicals
Proyek penting lainnya melibatkan SCG Chemicals, yang telah memperluas upaya daur ulang kemasan plastiknya di beberapa gedung. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan praktik daur ulang dan pengelolaan limbah di Thailand.
Proyek dan inisiatif ini hanyalah beberapa contoh bagaimana Thailand menerapkan model ekonomi sirkular. Dengan berfokus pada efisiensi sumber daya dan praktik berkelanjutan, Thailand tidak hanya mengatasi masalah lingkungan tetapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Komitmen negara terhadap ekonomi sirkular merupakan bukti dedikasinya terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Kebijakan dan Peta Jalan Pemerintah
Yang mendukung proyek-proyek ini adalah kebijakan pemerintah seperti Peta Jalan Pengelolaan Sampah Plastik (2018-2030), yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan mendorong bisnis untuk mengadopsi prinsip-prinsip sirkular guna meningkatkan inovasi dan mengurangi biaya.
Apa faktor utama di balik pertumbuhan ekonomi sirkular di Thailand?
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi sirkular di Thailand telah berkembang pesat. Beberapa faktor utama yang melatarbelakangi pertumbuhannya adalah:
Kebijakan dan Inisiatif Pemerintah
Pemerintah Thailand telah proaktif dalam mempromosikan ekonomi sirkular melalui berbagai kebijakan dan inisiatif. Rencana Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (2023-2027) merupakan landasan yang bertujuan untuk mengubah Thailand menjadi masyarakat rendah karbon dan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular ke dalam pembangunan nasional.
Rencana ini mencakup langkah-langkah untuk mengurangi limbah, mempromosikan daur ulang, dan mendorong produksi dan konsumsi berkelanjutan.
Keterlibatan Sektor Swasta
Sektor swasta memainkan peran penting dalam mendorong ekonomi sirkular. Perusahaan besar dan wirausahawan baru sama-sama mengadopsi prinsip-prinsip CE. Perusahaan berinvestasi dalam teknologi daur ulang, pengemasan berkelanjutan, dan solusi pengelolaan limbah.
Penelitian dan Pengembangan
Penguatan penelitian dan pengembangan (R&D) sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi sirkular. Thailand telah berinvestasi dalam R&D untuk mengembangkan solusi inovatif bagi pengelolaan limbah dan efisiensi sumber daya.
Kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan sektor swasta mendorong inovasi dan menciptakan peluang bisnis baru.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pariwisata, sektor penting di Thailand, juga menerapkan prinsip-prinsip CE. Praktik pariwisata berkelanjutan, seperti akomodasi ramah lingkungan dan inisiatif pengurangan limbah, semakin lazim.
Selain itu, ekonomi kreatif, yang mencakup sektor-sektor seperti mode dan desain, tengah menjajaki cara untuk memasukkan bahan daur ulang dan praktik berkelanjutan ke dalam produk mereka.
Tantangan utama ekonomi sirkular di Thailand
Meskipun model ekonomi sirkular telah berkembang pesat di negara ini, masih terdapat beberapa tantangan, beberapa di antaranya adalah:
Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pemilahan dan daur ulang sampah, praktik yang tidak konsisten dan kurangnya fasilitas menghambat kemajuan.
Banyak warga negara dan bisnis tidak memiliki akses ke fasilitas pemilahan sampah yang layak, yang menyebabkan kontaminasi bahan yang dapat didaur ulang.
Hambatan Ekonomi
Industri daur ulang di Thailand menghadapi tantangan ekonomi, seperti paparan fluktuasi harga minyak dan plastik murni.
Fluktuasi ini dapat membuat bahan daur ulang kurang kompetitif dibandingkan dengan bahan baru. Selain itu, pembatasan impor pada plastik bekas daur ulang berkualitas tinggi membatasi ketersediaan bahan baku untuk daur ulang.
Kesadaran dan Pendidikan
Terdapat kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang konsep ekonomi sirkular di kalangan sektor publik dan swasta.
Kesenjangan ini membuat upaya untuk menyatukan dan menciptakan strategi yang kohesif untuk implementasi ekonomi sirkular menjadi sulit. Kampanye edukasi dan kesadaran diperlukan untuk mempromosikan manfaat ekonomi sirkular dan mendorong partisipasi.
Kesenjangan Regulasi dan Kebijakan
Meskipun pemerintah telah berupaya, masih ada kesenjangan regulasi dan kebijakan yang perlu ditangani. Pedoman dan insentif yang jelas bagi bisnis untuk mengadopsi praktik CE sangat penting. Selain itu, menegakkan regulasi yang ada dan memastikan kepatuhan sangat penting bagi keberhasilan ekonomi sirkular.
Ekonomi sirkular di Thailand berada di jalur yang menjanjikan, didorong oleh inisiatif pemerintah, keterlibatan sektor swasta, dan kemajuan dalam penelitian dan pengembangan. Namun, tantangan seperti infrastruktur pengelolaan limbah yang tidak memadai, hambatan ekonomi, dan kurangnya kesadaran perlu diatasi untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ekonomi sirkular. Dengan mengatasi tantangan ini, Thailand dapat mencapai ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh, yang menguntungkan lingkungan dan masyarakat.
Memahami Model Ekonomi Sirkular
Model ekonomi sirkular merupakan pergeseran dari ekonomi linier tradisional, yang mengikuti pola 'ambil, buat, buang', ke sistem inovatif yang bertujuan meminimalkan limbah dan memanfaatkan sumber daya secara maksimal. Model ini mewujudkan filosofi hidup dan berbisnis yang bersifat restoratif dan regeneratif.
Transformasi Ekonomi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Komitmen Thailand terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa terbukti dari penerapan model BCG. Negara ini telah membuat langkah maju yang signifikan, naik peringkat dalam Indeks SDG dan mencapai target seperti pengentasan kemiskinan. Model BCG diharapkan dapat membantu Thailand mengatasi tantangan terkait kelaparan, kesehatan, kesenjangan, dan pelestarian lingkungan, sehingga semakin dekat untuk mencapai sebagian besar SDGs di era pasca-COVID.
Keterlibatan Sektor Swasta dan Dukungan Kebijakan
Sektor swasta di Thailand semakin mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, dengan menyadari manfaat dari optimalisasi sumber daya dan pengurangan biaya. Kebijakan pemerintah, seperti Peta Jalan Pengelolaan Sampah Plastik (2018-2030), mendukung upaya ini, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan mendorong inovasi serta efisiensi dalam bisnis.
Tantangan dan Peluang
Sementara Thailand menghadapi tantangan dalam menerapkan ekonomi sirkular, seperti mengelola limbah secara efektif dan berinovasi dalam desain produk, negara ini juga melihat peluang dalam menciptakan lapangan kerja, mengembangkan industri baru, dan mendukung agenda hijau. Kekayaan sumber daya alam dan warisan budaya negara ini menyediakan landasan yang kuat untuk transisi menuju ekonomi sirkular.
Kesimpulan
Penerapan model ekonomi sirkular melalui strategi BCG di Thailand merupakan bukti dedikasinya terhadap keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan berfokus pada efisiensi sumber daya dan menerapkan praktik inovatif, Thailand menjadi contoh bagi negara lain dalam mengejar masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Untuk informasi lebih rinci tentang inisiatif dan kemajuan ekonomi sirkular Thailand, Anda dapat menjelajahi sumber daya yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Penelitian, dan Inovasi serta studi terkait lainnya.